Monday, September 6, 2010

Rose and the King of Huahahi Creatures- Part 3

Lanjutan part sebelumnya, penasaran?


Aku jadi penasaran, sangat, sangat penasaran. "Sumpah, aku pernah lihat kamu di se...dua buah film, tapi aku hanya tahu nama yang kamu perankan!" Kataku. "Hayo, siapa aku? Ada hadiahnya, lho...," goda sang Raja. "Hadiah apa?" Tanyaku. "Kamu dan teman-temanmu akan kembali lagi ke Bumi!" Aku terkejut. "Kalau kau tidak bisa menjawab...kau dan teman-temanmu akan di sini terus selamanya!" Natasha dan Carmen terkejut. "Waktu menjawabmu adalah selama seminggu, dimulai dari...sekarang juga!" serunya. "Carmen! Bawa dia ke kamarnya! Tapi, sebelumnya, pakaikan dulu baju kerajaan! Bajunya terlalu aneh!" Perintahnya kepada Carmen. Carmen mengangguk dengan mantap. Lalu, dia mengajakku dan Natasha pergi dari ruang utama.


"Baju apaan, sih, maksudnya sang Raja?" tanyaku agak bingung. "Kalau di negeri tempat makhluk Huahahi tinggal, bajumu tuh termasuk aneh, Rose. Lihat saja bajuku. Ini baju khas negeri Huahahi," jawab Natasha tegas. "Ayo, pakai bajumu dulu. Ini baju buatanku yang terbaru," kata Carmen sambil memberikan sebuah baju kepadaku. Bajunya gaun yang hanya sebelah lengannya. Warnanya kuning keemasan, warna kesukaanku. Namun, ukurannya kecil sekali! "Gimana bisa muat, kalau ukuran cuma segini!?" Tanyaku agak kesal. "Coba saja! Baju ini akan menyesuaikan dengan ukuran tubuhmu!" Jawab Carmen dengan sabar. Aku langsung bersembunyi di balik sebuah tiang untuk berganti baju. Benar kata Carmen, baju itu langsung mengikuti bentuk tubuhku! Baju itu tidak terlalu kecil, terlalu besar, namun pas. Aku segera kembali ke tempat Carmen dan Natasha. "Bagus banget bajumu!" Puji Natasha. "Makasih," kataku tersipu. "Biasa aja ah, baju ini. Sama-sama baju," aku berkata. Kami berjalan hingga berada di depan sebuah pintu berwarna emas. Carmen mengeluarkan sebuah kunci emas, lalu membukanya. Carmen memberikan kunci emas itu padaku. "Ini adalah milikmu," katanya, "karena kamar ini akan ditempatimu. Semuanya berisi hal-hal yang kausuka. Lihatlah," Aku melangkah masuk ke kamarku. Bagus...banget! Warna juga kuning keemasan seperti gaunku. Lantainya bukan keramik atau kayu, tapi karpet. Ada televisi LCD besar, sekitar 42". Ada Wii, console game yang paling kuinginkan. Ada juga sebuah lemari, yang pastinya berisikan baju-baju khas Huahahi lainnya. Kulkas mini, rak buku yang berisi buku-buk yang kusuka, rak mainan, juga ada. Ada kamar mandinya. Saat kubuka pintu kamar mandinya, wow! Ada sebuah jacuzzi (kalau gak salah, itu sebuah bak mandi yang bentuknya beda dengan bak mandi biasa) yang bisa membuat air panas atau dingin, wastafel dengan keran otomatis, kloset yang cara meng-flushnya dengan sentuhan tangan, shower dengan air pijat (atau apalah namanya), keset beludru waterproof, sikat gigi yang bisa mengeluarkan odol-nya sendiri, tirai untuk menutup "pribadi" kita saat mandi, dan lain-lain. Semuanya bertuliskan namaku, Rose Worthingale. Aku sukaaaa sekali kamar mandi ini. Kemudian, aku keluar dari kamar mandi dan membuka kulkas mini itu. Isinya semua makanan yang kusuka. Anehnya, mereka semua berbentuk seperti minuman. Tapi, saat kucoba, rasanya tetap sama tuh dengan makanan yang tertulis di botolnya. Aku melihat-lihat isi lemariku. Keren-keren bajunya! Aku segera merebahkan diri di tempat tidur king yang ada. Empuk sekali! Kalau seandainya saja di bumi, kamarku seperti ini...pasti aku akan betah di kamarku! Kembali ke cerita.


Karena aku kurang suka dengan baju yang diberikan Carmen tadi, aku segera menggantinya. Baju yang akan menjadi penggantinya adalah gaun berlengan pendek gembung dan bawahnya juga gembung. Warnanya putih dengan motif polkadot warna-warni. Di pinggangnya, ada sabuk kulit berwarna putih dan berhias pita putih. Bawahannya, stocking putih dan sepatu flat putih. Setelah itu, aku menyalakan televisi dan mencari channel kesukaanku. Isinya film action semua, sesuai kesukaanku. Aku menontonnya dengan semangat. Tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu.

Tok tok tok! "Siapa itu?" Tanyaku. "Ini Natasha. Carmen menyuruhku untuk mengajakmu ke kamarnya," jawab si pengetuk pintu. Aku segera membukakakan pintu. "Kita dipanggil Carmen ke kamarnya. Ada sebuah urusan," jelasnya. "Tapi---" "Ayolah!" Natasha menarik tanganku, lalu kami keluar dari kamar. Aku mengunci pintu kamarku dengan segera. Namun, aku tidak sempat mengunci pintu kamarku dengan benar, karena Natasha menarik tanganku. Dia begitu terburu-buru.

Urusan apa yang melibatkan Rose dan Natasha?
Apakah mungkin saja ada seseorang yang menyelinap masuk ke kamar Rose yang pintunya tidak terkunci dengan benar?
Jawabannya hanya di bagian selanjutnya...

No comments:

Post a Comment