Thursday, October 21, 2010

The Adventures of Tiara and Michael - Travelling in the World of Harry Potter (part 3)

"Terong? Maksud?" Tanya Sirius Black. "Aku pernah mencoba terong untuk menghindari werewolf gila. Akhirnya, berhasil!" Jawabku dengan mantap. "Mana aku tahu!" Jawab Sirius Black. "Di sini tak ada terong, Ti," jelas Harry. "Payah! Payah payah payah! Ini bakal jadi hari terakhir aku hidup!" Aku mengerang. "I'll save you, Tiara!" Seru Michael yang tiba-tiba berubah pakaian menjadi terong. "Super Egg plant!" Kataku. "Super Egg plant?" Ulang Hermione. "Iya Hermione, kalau Michael melindungiku, ia akan memakai kostum terong. Apapun marabahayanya," ujarku. "Sudah! There's no time to lose! Kita harus kabur!" Teriak Ron. "Tenang saja, semuanya! Aku akan melawan semua yang menghalangi kalian!" Ucap Michael sok keren. Ia melakukan beberapa gaya kungfu dan mengucap "Haiiya!" setiap berganti gerakan. "Mike, jangan lebay! Sekarang!" Seru kami semua. "Hiiyaaa! Kekuatan bokong bebek (joroknya)!" Michael menabrak dengan bokong (sori jorok)nya. Kami semua tertawa hahaha hihihi, termasuk Pettigrew.


"Bagus, Michael! Ayo!" Kami semua mendukung Michael. Tetapi, Michael mulai lelah. Ia jatuh pingsan. "Oh tidak! Dia pingsan! It's ALL my fault! Huhuhu, sorry Michael!" Kataku sambil menangis. "Dasar makhluk !" Aku menunjuk dengan marah. "Sabar, Tiara," hibur Harry. Aku sudah marah. Marah BESAR (harusnya, tulisan "besar"nya lebih besar daripada yang kaulihat). "#*1234567890+-_)3/:;'"?!,.@[<{«~=±“^%]>}»\÷`”&$€¥£•|¤" ujarku lagi sambil memukul dengan tongkat kayu (kekerasan dengan makhluk gaje). Dia malah marah, dan aku dikejar. "Kejar saja!" Kataku kesal, lalu berlari berputar-putar agar dia pusing. "Keren," kulihat Ron bergumam. Setelah capai berlari, aku mulai beraksi dan melepas kunciranku. Kunciranku itu berupa tali tambang (soalnya nggak punya duit buat beli ikat rambut) yang lumayan panjang. Aku memainkannya seperti tali lasso. Aku mencambuknya (dasar Tiara kejam!). "Hati-hati, Tiara!" Seru Hermione. "Dia guru kita!" Aku membalas , "Kalau seperti ini tetap kau bilang guru, hendak membunuhmu dan mencincangmu? Itu yang disebut guru?" aku berlagak tak peduli. Aku mulai bersajak lagi :


"Oh help, oh help!
The weirdo is coming.
It makes people screaming, 'gelp!'
And it'll make them dying.
Oh please, oh please!
Save my life, save my soul!
'Cause if you prevent me from the disease,
I'll give you chicken soup in a bowl.
It's full moon, full moon,
When it's the most dangerous of all;
And it will not turn to normal until it's noon,
Except you think the sun is already tall.
The point is....Aaaaah! I'm so scared!
I'm not gonna be dead!"

Semua bertepuk tangan. Sayangnya, Michael masih belum siuman. "Mike!!! Dasar kau makhluk kejam, tidak punya hati!" Geramku. "Aku akan mengulangnya lagi ;

Oh help, oh help!
The weirdo is coming.
It makes people screaming, 'gelp!'
And it'll make them dying.
Oh please, oh please!
Save my life, save my soul!
'Cause if you prevent me from the disease,
I'll give you chicken soup in a bowl.
It's full moon, full moon,
When it's the most dangerous of all;
And it will not turn to normal until it's noon,
Except you think the sun is already tall.
The point is....Aaaaah! I'm so scared!
I'm not gonna be dead! Semuanya! Ikut bersajak bersamaku!" Ajakku. Kami semua menyanyikan sajak aneh itu berkali-kali. "I'm not gonna be dead!" Seruku. "I'm not gonna be dead!" Ulang yang lain. Sampai kami hapal sajak itu di luar kepala, kami terus menyanyikan. Nadanya pun berubah-ubah. Tapi, kami tetap semangat, sampai ada makhluk lain yang melolong. pun pergi.


"Yay! Akhirnya, kita bebas!" bersamaan dengan seruanku, Michael pun siuman. "Dia sudah pergi, ya?" Tanyanya. "Iya," jawab kami. Tapi, Pettigrew melarikan diri dengan berubah jadi tikus lagi! Dasar tukang tipu! Aku mengajak Michael mencari jejak . "Kalian mau ke mana?" Tanya Ron. "Mau mencarinya!" Jawabku. "Susah amat, sih?! Begini aja : Auuuuuuuuuuu!" Seru Michael dengan sok gaya. "Oh ya, biar lebih keren. Mike, injak kakiku." Perintahku. Michael terkenal dengan injakan kakinya yang menyakitkan. Michael pun menginjak kakiku, dan aku menjerit, "Auuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu(ch)!!!!!!!!" Lalu, ada balasan melolong lagi. Pasti itu . "Lagi, Mike! Auuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu(ch)!!!!!!!! Auuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu(ch)!!!!!!!! Auuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu(ch)!!!!!!!!" Aku menjerit kesakitan sampai suaraku habis. Hei, dia ke sini! Hore, kita berhasil, kita berhasil! Sayangnya, Harry dan kawan-kawannya sudah pergi. Aku tinggal bersama Michael. "That was....aaaah! Di belakangmu, Mike!" Kataku. Di belakang Michael, ternyata ada . "Kabuuuuuuuurrrrrrr!" Teriak Michael. "Tuhan, kembalikan aku ke tahun 1972 saja!" Pintaku. Tiba-tiba, ada sebuah vortex atau pusaran. Kami tersedot ke dalamnya.


"Michael? Tiara? Cepatlah, kita sudah mau berangkat. Barang-barang kalian sudah kukemas dan kumasukkan ke dalam mobil," kata Jermaine, kakak laki-laki Michael. Aku bingung. Kok, tiba-tiba kita di sini? Batinku dalam hati. Tapi aku segera melupakannya, dan bergegas memasuki mobil keluarga Jackson.

-TAMAT-

Wednesday, October 13, 2010

Attention!

Cerita-cerita yang ada hubungannya sama tokoh-tokoh yang udah ada dari luar negeri dan digabungin sama ceritaku, bukan maksudnya meledek atau melanggar hak cipta!


Thank you,

Tiara Aquila P.

The Adventures of Tiara and Michael - Travelling in Harry Potter's World (or what, Part 2)

Akhirnya, kami bebas! Tapi, tetap saja kami berada di Shrieking Shack. Michael menatap bingung sekelilingnya.


"Di sini, bukannya sering terdengar suara hantu, ya?" Tanyaku pada Michael. "Bukan, itu suara.....sebentar, kucari dulu.....suara jendela-jendela yang membuka-tutup karena terkena angin. Tapi, yang kubaca di sini ada orang yang sering ke sini, yaitu...," jawaban Michael terputus. Aku berteriak. "Kenapa?" Tanya Michael. "Nggak apa-apa, cuma mau melegakan perasaan aja," jawabku. "Tahukah kau Mike, guru baru yang rambutnya coklat itu?" Michael mengangguk. "Dia selalu menolak makananku yang mengandung....TERONG!" Jelasku. "Entah mengapa. Katanya, dia alergi." Michael memandangku dengan antusias.


"Alergi? Setahuku, tak ada yang namanya alergi terong," ujar Michael. "Aku juga berpikir demikian. Tapi, tetap saja dia berkata ; 'Ada,kok, alergi terong. Tapi hanya beberapa orang saja.'" Tukasku. "Plus, tampangnya acak-acakan banget! Nggak pantes jadi guru! Mendingan jadi tukang sapu sekolah!" Kata Michael. "He-eh! Setuju!" Seruku.


Tiba-tiba, si red head datang diseret si anjing gila. "Hei, red head! Ngapain di sini? Di mana teman-temanmu?" Tanyaku dengan pertanyaan bertubi-tubi. "Aku ditangkap anjing ini. Dia menggigitku, kakiku rasanya mau lepas!" Jawab si red head (selama ini aku tak pernah tahu siapa namanya). Aku mengangguk. "Hei red head, kau tahu tidak, si guru kucel itu mem-boikot terong?" Tanyaku. "Maksudmu dia? Hahah, dia memang alergi terong. Begitu yang tertulis di daftar guru," kata red head enteng. "Adakah hubungannya terong, T-E-R-O-N-G, dengan makhluk gaje, red head?" Tanyaku lagi. "Hmm...setahuku sih tak ada," jawab red head. Aneh, ia tak marah kusebut red head! \(^o^)/



"Ti, ada hubungannya! Inget nggak, saat kita menghias terong di rumah kecil di tempat itu? Orang itu tak mau mendekatinya, kan?" Ujar Michael. Aku diam sejenak. "Oh, iya! Siapa tahu, Orang-Kucel-yang-Gaje-dan-Mencurigakan itu sama spesies dengannya!" Seruku membuat red head kaget. Setelah itu, entah mengapa Harry dan Hermione berada di situ juga. "Hai, guys!" Sapa Michael es-ka-es-de (SKSD). "Hai." Jawab Harry. "Teman-teman, apakah kalian tak tahu guru Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam kita rada-rada aneh?" Tanyaku. "Kita WAJIB membasminya dengan menanyakan pertanyaan sok detektif!" Tambah Michael. "Maksud kalian berdua apa, sih? Profesor tidak gila, kok," elak Harry. Tiba-tiba , anjing gila berubah menjadi...


"SIRIUS BLACK(ETEK)!!!!" Teriakku, Michael, Harry, Hermione, dan red head yang bernama . "Apa? Ketekku tidak hitam," kata Sirius Black bete. "Kau membunuh orang tuaku!" Kata Harry berang. Ia menyandera Sirius Black. "Aku tidak membunuh orang tuamu! Aku tidak mengabdi pada Kau-Tahu-Siapa!" Elak Sirius Black. "Jadi siapa?" Tanya Hermione. "DIA!" Jawab Sirius Black menunjuk Ron si red head. "A--aku? B-bb--bukan!" Kata Ron tergugup. "Bukan kau, bodoh, tapi tikusMU!" Kata Sirius Black dengan nada bete lagi. "S---Scabbers? Masa' tikus bisa membunuh manusia?" Tanya Ron dengan polos. "Dia seorang Animagus!" Seru Sirius. "Dia adalah....,"


BRAK! Profesor mendobrak pintu. "Kaget!" Seruku. "Kenapa sih?" Tanya . "Ga apa-apa, apa sih ikut campur?" Kataku lagi. "Pergi!" Aku menendangnya. "Jangan menendang guru!" Kata Harry ceramah kilat. Lalu, Sirius Black dan berbicara banyak tentang tikus Ron yang aslinya adalah Peter Pettigrew, orang yang dikiranya sudah mati oleh orang lain, padahal dia belum. Setelah itu, Hermione mengatakan sesuatu :

"K--k---aau....,"
"Apa? Gagap banget," kata .
"A---ad--da---lah....,"
"Cepetan!" Desak
"P--p---pp--ooo---po--po-po-po-ke---err---ff--aa-c-e..."
"Hei! Yang nyambung dong!" Seru bete.
"Maaf, maksudku adalah Anda itu........,"
"?" Seru Peter Pettigrew.
"Tumis?" Kataku. "Bukan tumis Ti, tapi Remis," ralat Michael.
"Bukan, tapi namaku adalah---"
"Kau adalah WEREWOLF!!! Manusia serigala!!! AAAAA!!! RUN-FOR-YOUR-LIIIIFFFEEEE!!!! Aku tidak berbohong! Aku tahu sejak mengerjakan tugas dari Snape!" Pekik Hermione dengan lebay.
"Manusia serigala? Bener kan Mike, tebakanku benar!" Kataku. "Dasar sombong, toh bukan kamu yang nebak. Tapi aku." Tukas Michael.
"Bagaimana kau bisa tahu? Pintar juga untuk anak seumurmu. Sejujurnya, aku ini bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla bla.... ," jelas sampai aku bosan dan tertidur. "Lama!" Gerutuku. "Cepetan dikit napa." "Ya udah deh. Yuk kita keluar. Di sini membosankan." Ajak . Kami pun keluar.


Di luar Shrieking Shack...


"Hmm, indahnya malam-malam," kataku. "Ada...ada....bintang-bintang, awan malam, dan BULAN PURNAMA yang INDAH dan BULAT seperti rambutmu, Michael, bersinar terang. What a beautiful FULL MOON. Yes, it's FULL MOON. Come on guys, take a look at the FULL MOON! FULL MOON baby, FULL MOON! Trust me, it's FULL MOON! BULAN PURNAMA!" kataku bersajak. "FULL MOON! NO! TIARA?!?!" Semuanya menjerit (kecuali ) dan memandangku dengan marah (kecuali ). Dia melihat FULL MOON. "Oh no! He's crazy!" Seruku. "Tanda-tanda kiamat gadungan, nih," kata Michael merangkulku. Kami semua panik. Betapa menyeramkannya hal tersebut, sayangnya kau tidak melihat. Jika kau melihatnya, kau akan tertawa terbahak-bahak hahaha hihihi. mulai berubah (atau apalah itu sebutannya). Sirius Black memeganginya. "Michael! This is the end of my life! Save me!" Kataku ketakutan. "Ada yang punya terong nggak?"


To be continued...

Oh Help!

Oh help, oh help!
The weirdo is coming.
It makes people screaming, 'gelp!'
And it'll make them dying.
Oh please, oh please!
Save my life, save my soul!
'Cause if you prevent me from the disease,
I'll give you a chicken soup in the bowl.
It's full moon, full moon,
When it's the most dangerous of all;
And it will not turn to normal until it's noon,
Except when you think the sun is already tall.
The point is....Aaaaah! I'm so scared!
I'm not gonna be dead!

(Puisi ini akan ada di salah satu ceritaku di blog, tunggu saja! ^o^)

The Adventures of Tiara and Michael - Travelling in the World of Harry Potter (Part 1)

"Aneh banget!" Seruku. "Apa yang aneh, Ti?" Tanya Michael, asistenku. "Kita di masa depan!" Jawabku. "Tahu darimana, Ti?" Tanya Michael lagi. "Mobil-mobilnya, seimuanya, bahkan debu-debu yang ditendang beda!" Jawabku sambil menghela napas. "Kita terdampar di jalan raya, Ti, itu....ada mobil!" Seru Michael panik. "Aaaaaah!" Mobil itu ngerem. "Ada Muggle rupanya!" Seru orang yang keluar dari mobil itu. "Muggle? Sebutan macam apa itu?!" Tanyaku dengan sebal. Michael membaca buku panduannya.



"Di dunia mereka, manusia tanpa kekuatan sihir disebut Muggle, Tiara," jelas Michael. "Oh, begitu. By the way, itu buku apa, Mike?" Tanyaku. "Adaaaa aja!" Jawab Michael sambil mengerlingkan matanya dengan jenaka. "Tuan Penyihir, ampunilah kami! Kami adalah Muggle, atau apalah sebutannya, yang terdampar di sini! Ikatlah kami dan makan kami---" "Jangan makan kami!" Celetuk Michael. "Aku tidak akan memakan kalian, para Muggle. Aku masih jadi murid di sekolah penyihir. Lagipula, penyihir tidak akan memakan Muggle, kecuali Kau-Tahu-Siapa alias Dia-yang-Namanya-Tak-Boleh-Disebut alias Tom Marvolo Riddle alias Pangeran Kegelapan alias Lord Voldemort!" Kata si penyihir. "Hei, aku tahu kau siapa! Kau Heri Puter, kan?" Tanyaku. "Bukan Ti, tapi Harry Potter. Heri Puter itu julukan buat kakak laki-lakiku yang sudah meninggal, Brandon." Ralat Michael. "Hei anak afro dan keriting, maukah kalian ikut aku ke Hogwarts? Itu adalah sekolahku," ajak si Harry Potter. "Boleh!" Jawabku dan Michael. Kami pun numpang mobil Harry Potter.


Di Hogwarts

"Muggle dilarang masuk!" Seru seorang galak berambut panjang. "Tapi Tuan Filch, mereka bukan Muggle. Mereka hanyalah wartawan cilik dari Daily Plan...maksudku, Daily Prophet, untuk meliput kegiatanku di Hogwarts!" Elak Harry Potter. "Baiklah. Masuk!" Kata Tuan Filch. Aku, Michael, dan Harry Potter masuk ke dalam bangunan Hogwarts.


"Siapa kalian? Murid baru? Kenapa tidak pakai seragam?" Tanya seorang tua bertopi tidur warna perak. "Bu---" "Iya, mereka murid baru. Nama mereka Tiara Aquila dan Michael Jackson," potong Harry Potter. "Ooooooooohh...kalau begitu, ini seragam kalian. Topi Seleksi akan menyeleksi kalian masuk asrama apa!" Seru si tua bertopi tidur warna perak. Aku dan Michael diberikan seragam. Seragamnya bagus banget. Aku langsung berganti baju. Sementara, Michael memandangi Harry Potter dan si tua bertopi tidur warna perak. "Cepatlah Mike, kita tak boleh berlama-lama!" Desakku. Michael langsung berlari mengikutiku. Setelah itu, kami sudah selesai berpakaian. "Ayo!" Seru Harry Potter. Aku dan Michael mengikutinya.


"Aquila, Tiara!" Seru wanita tua bertopi penyihir berkacamata. Aku pun maju, karena ia menyebut namaku. Ia memakaikan Topi Seleksi di kepalaku. Topi Seleksi itu, bentuknya kayak topi penyihir, tapi bermata dan bermulut. Setelah itu, Topi Seleksi diam selama sekitar lima menit, lalu berseru : "Gryffindor!" . Murid-murid berdasi merah, termasuk Harry Potter yang adalah murid Gryffindor pun bersorak sambil lompat-lompat. Aku pun bergabung dengan meja mereka.


Selanjutnya, Michael yang diseleksi. "Jackson, Michael!" Seru si wanita tua itu yang ternyata bernama Professor McGonagall. Michael pun berjalan ke altar dengan gugup. Professor McGonagall berusaha memasukkan Topi Seleksi ke dalam rambut Michael yang afro dan gede seperti helm. Tapi, akhirnya masuk juga , meski dipaksakan. Dengan cepat Topi Seleksi berkata : "Slytherin!" Murid-murid Gryffindor mengerang, termasuk Harry Potter. Murid-murid berdasi hijau, yang ternyata adalah murid Slytherin, bersorak. Michael pun duduk di meja mereka.


"Kenapa kalian mengerang?" Tanyaku. "Soalnya, kebanyakan murid Slytherin nandi jadi sok dan jahat," jawab seorang perempuan berambut ikal-keriting warna coklat muda. "Oh....begitu. Dan, siapa orang itu? Pernah lihat di buku panduan Michael." Tanyaku sambil menunjuk orang berambut acakadul warna coklat. "Dia guru baru," jawab perempuan itu lagi. Aku mengangguk. "Hermione, dia siapa?" Tanya seorang laki-laki red head yang menunjukku. "Aku juga tak tahu, yang pasti, dia datang bersama Harry," jawab perempuan tadi yang ternyata bernama Hermione. "Aku Tiara Aquila, kerabatnya Harry Potter," kataku memperkenalkan diri sambil berbohong. Masa', aku jadi kerabatnya dia? Aku jauh lebih tua darinya sebenarnya, bahkan sejujurnya harusnya aku jadi ibunya. Aku memandang Michael. Michael melambaikan tangan padaku. Aku diam saja.


"Hei, kau tahu Sirius Black tidak? Itu lho, tahanan Azkaban yang kabur." Tanya Harry. "Tahu dong. Kenapa?" Kataku. "Dia itu...waliku!" Serunya dengan nada sedih. "Apa? Tahanan gila rambut gondrong jadi walimu?" Tanyaku tak percaya. "Dan, yang kulihat di kelas Ramalan, gambar daun teh di gelasku adalah anjing Grim!" Ujar Harry lagi. "Tenang saja Potter, aku akan melindungimu!" Candaku. Kami berpisah.


Beberapa minggu kemudian


"Sayang sekali kau tak seasrama dengan kami, Mike," ujarku saat waktu istirahat. "Yah, tapi tidak apa-apa. Kita, kan, tetap bisa bertemu saat waktu senggang." Jawab Michael. "Hei, kudengar Buckbeak mau disembelih ya?" Kataku mengalihkan topik pembicaraan. "Iya, Harry cs mau membuntuti. Kita boleh ikut, ketemuan di Dedalu Perkasa," jawab Michael. "Yuk kita ke sana duluan!" Ajakku. Kami berlari menuju Dedalu Perkasa.


Di dekat Dedalu Perkasa


"Lihat, Ti, ada pintu di pohonnya!" Seru Michael sambil menunjuk sebuah lubang di Dedalu Perkasa. "Ayo kita masuk ke dalam, Mike! Adventure is out there!" Ajakku dengan gembira sambil melompat. "Tapi, kalau Harry dan teman-temannya mencari---" "Sudahlah, ayo!" Potongku menarik tangan Michael masuk ke dalam lubang itu. "Whoaaaa!" Kamu terperosok ke dalam lewat sebuah perosotan. BRUK! Kami jatuh di dalam sebuah rumah angker. "Hei, ini kan Shrieking Shack!" Seru Michael sambil melirik buku panduannya itu. "Shrieking Shack? Apaan tuh?" Tanyaku. "Shrieking Shack itu, semacam tempat angker di Inggris! Suasananya seram dan nggak pernah di-renovasi. Konon, ada seseorang yang rajin ke sini buat...nggak tahu, deh," jelas Michael panjang lebar. Tiba-tiba...

"Guk! Guk!" Ada seekor anjing menggonggong di depan kami. Anjing itu seperti anjing Grim yang diceritakan Harry! "Anjing gila! Michael, kabur!" Seruku. Anjing itu terus menggonggong. "Kita nggak bawa tulang, Doggy, maaf," kata Michael lembut. "Dia bukan Doggy! Dia anjing Grim!" Kataku panik. Raut wajah Michael yang ceria berubah menjadi ketakutan. Kami menjerit. Namun, akhirnya anjing sarap itu pergi.

To be continued...