Thursday, July 7, 2011

Rose and the Pirates of Dimensia (Part 2)

“Hei, di mana kita?” tanya Natasha sambil garuk-garuk kepala. Aku melihat sekelilingku. Lantai dan tembok tiba-tiba berubah menjadi kayu, dan lantai dan tembok tersebut terombang-ambing oleh benda biru yang sangat banyak. Tak lain, kami berada di….
“Dalam kapal!” seruku. “Natasha, kita berada di kapal seseorang! Tapi aku tidak tahu ini kapal siapa,” Natasha diam saja. “Kenapa, Natasha?” tanyaku. “Di belakangmu….,” Natasha menunjuk seseorang bertubuh besar membawa pedang. “Aaaah!” aku dan Natasha mengambil langkah seribu. Orang bertubuh besar itu juga mengejar kami. “Penyusup!” kata orang itu. Kami terus berlari sampai kehabisan tenaga.
“Hosh, hosh…..aku capek, Rose,” Natasha duduk. “Ha! Kalian tertangkap, anak-anak jelek!” orang itu tertawa. “Kapten pasti senang.” Orang itu mengikatkan kami ke sebuah tiang dengan tali tambang. Lalu, ia pergi.
“Harusnya kamu tadi tetap lari! Jangan malah duduk!” bisikku kesal. “Maaf,” balas Natasha dengan wajah memelas. “Iya, iya. Aku maafkan kamu,” Kami saling memandang. “Pssst!” ujar Natasha. Aku mendengar suara langkah kaki seseorang. “Kapten, saya telah berhasil menangkap dua penyusup cilik. Siapa tahu mereka utusan anak Anda,” kata orang bertubuh besar tadi. Anak? Kurasa aku jadi ingat sesuatu. Tapi apa?
“Bagus, Charles. Sekarang, pergilah. Aku akan bicara dengan kedua anak ini,” balas sebuah suara. “Baiklah, Kapten Andres!” Orang yang bernama Charles itu pergi. “Hei, kurasa aku pernah mendengar orang bernama Kapten Andres,” bisik Natasha. “Aku juga,” sahutku.
Kemudian, sesosok besar datang ke arah kami. “Kalian berdua utusan anakku, ya?” tanyanya tajam. Kami menggeleng. “Bohong!” elaknya. “Aku, Kapten Andres, tidak suka pembohong!” Lalu Natasha menjawab, “Anakmu yang mana? Setahuku, tak ada yang sudi menikah denganmu karena jenggotmu yang sepanjang rambut ibuku itu! Hahahaha!” Sekadar tahu saja, ibu Natasha berambut sangat panjang. Kapten Andres mendengus.
“Tak tahukah kalian, siapa aku?” katanya. “Aku ini Kapten Andres! Penguasa lautan ini!” Ia membusungkan dada. “Oh ya? Ah, masa?” ejek Natasha. “Iya! Anakku itu, si Arnold bau!” tukas Kapten Andres. “Kamu juga bau, Kapten,” tambahku. “Kurang ajar!” Kapten Andres mengacungkan pedang ke arahku. Aku berhenti tersenyum.
“Jangan acung-acungin pedang, dong! Lebay banget! Santai, bro!” lerai Natasha. Kapten Andres juga berhenti mengacungkan pedangnya kepadaku. “Baiklah,” kata Kapten Andres, “tapi beritahu aku apa yang kalian ketahui tentang Arnold, dimulai dari kamu,” Kapten Andres menunjukku.
“Ehm….Arnold adalah manusia,” ujarku yang kebingungan. “Matanya biru, rambutnya pirang, dan sekarang umurnya sudah sepertiga umurmu.” Kapten Andres mengangguk-ngangguk.
“Kalau kamu?” Ia menunjuk Natasha. “Arnold adalah orang aneh! Semua celana dalamnya berwarna biru! Temennya Maikel Jeksen! Suka minum Burpee! Paling anti sama korupsi, eh…..bukan! Itu mah Si Mamat Anak Pasar Jangkrik! Hehehe…,” Natasha tertawa keras setelah itu. “Aku tidak peduli apa warna celana dalamnya, Nona Muda,” sindir Kapten Andres. “Ya sudah kalau begitu. Arnold juga pernah main film, main gitar sampai menerbangkan orang lain, jadi orang tajir, bla, bla, bla…,” Natasha terus bercerocos tentang Arnold. Sejujurnya saja, aku yang memberitahu semua itu, lho. Tapi itu bukan cerita tentang Arnold, itu cerita tentang orang lain. Kami hanya menebak-nebak siapa itu Arnold.
“Terserah!” Kapten Andres mengakhiri pembicaraan Natasha. Aku mendesah lega, karena aku sudah sekian kali mendengarnya. “Sekarang aku izinkan kalian untuk makan,” Kapten Andres melepaskan tali yang sudah mengikat aku dan Natasha selama berjam-jam. “Untunglah kami dibebaskan. Terimakasih, Kapten!” kata Natasha sok imut. Kapten Andres hanya mengangguk. Kami mengikuti Kapten Andres menuju ruang makan.
“Kapten, makanannya apa?” tanyaku. “Yah, biasa. Hanya sup seafood dan nasi,” jawab Kapten Andres. “Hore! Itu makanan favoritku setelah pisang bakar!” celetuk Natasha. “Sssh! Aku menyuruh Natasha diam.


Di ruang makan…

“Mana makanannya, Bob?” tanya Kapten Andres. “Maaf, Kapten. Saya kehabisan lauk untuk makan. Terpaksa saya hanya bisa memberi Anda dan dua anak ini nasi,” jawab Bob dengan lesu. “TIDAAAAAAAAAK!!!!!!!!!!” teriak Natasha. Sepertinya dia lupa untuk diam.

Apa yang akan dimakan oleh Kapten Andres, Rose dan Natasha, dan teman-teman Kapten Andres? Apa yang dilakukan Natasha untuk menghibur teman-teman Kapten Andres? Sebenarnya, siapa itu Arnold? Mengapa manusia tidak punya sayap? (canda)
Semua terjawab di bagian selanjutnya!

No comments:

Post a Comment